![]() |
Suasana pasar rebek di pagi hari/M Imam Robani |
Pasar bersejarah di
Desa Tegalglgah, biasa kita kenal dengan nama Pasar Rebek. Pasar tersebut
terletak di Desa Tegalglagah tepatnya di perempatan Gang Listring.
Ini cerita saya yang bersumber dari kakek
saya. Waktu kecil, saya sering diceritakan tentang jaman dulu, salah satunya
mengenai pasar di desa kami.
Kata kakek, lokasi yang kita kenal dengan
pasar rebek itu dulunya merupakan sebuah rel kereta pengangkut tebu dari sebuah
pabrik gula. Pabrik tersebut merupakan pabrik peninggalan Belanda yang terletak
di Desa Banjaratma (sekarang menjadi rest area tol Pejagan-Pemalang).
Ada yang menarik dari cerita kakek. Ketika
muda, ia sering bermain di pinggiran rel kereta. Ia dan teman-temannya suka
membuat pisau dari paku. Caranya, ketika kereta pengangkut tebu lewat, ia
meletakkan paku di atas rel. Kemudian, paku itu tergilas oleh roda kereta
hingga gepeng dan terbentuk seperti pisau.
Ia juga sering memungut tebu yang berjatuhan
di sepanjang rel. Bahkan temannya ada yang suka mengambil tebu saat kereta
masih berjalan. Istilah Brebesnya “nglorod”. Itu sangat berbahaya. Tapi
menurutnya, tebu hasil nglorod itu rasanya enak dan bisa menghilangkan
dahaga. Meskipun saya tidak tahu bagaimana rasa sebenarnya.
Bukan hanya itu, kakek juga sering mengambil
tebu yang busuk di ladang tebu setelah di panen. Tebu busuk yang terkumpul
kemudian dijemur hingga kering dan digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak.
Menurutnya, api yang dihasilkan dari kayu tebu lebih bagus untuk memasak.
Itulah momen-momen dimana kakek bisa menikmati masa mudanya ketika masih ada
rel kereta di Desa kami.
Sayang, rel kereta di desa kami sudah tidak
ada sebelum saya lahir. Jadi, saya tidak
bisa merasakan keseruan seperti yang kakek saya rasakan. Yang sangat
disayangkan lagi, banyak pihak yang tidak bertanggung jawab mengambil rel bekas
peninggalan Belanda itu. Katanya si banyak yang mencuri, sampai akhirnya pemerintah
daerah yang mengangkutnya.
Saat ini, peninggalan satu-satunya yang masih tersisa yaitu gangnya yang digenal dengan sebutan Gang Listring. Gang tersebut melintang dari timur ke barat dan memotong jalan desa hingga membentuk perempatan jalan. Sekarang, perempatan tersebut menjadi pusat perbelanjaan semu orang, yaitu Pasar Rebek (Pasar Desa Tegalglagah). (Bayu Putra P)
Saat ini, peninggalan satu-satunya yang masih tersisa yaitu gangnya yang digenal dengan sebutan Gang Listring. Gang tersebut melintang dari timur ke barat dan memotong jalan desa hingga membentuk perempatan jalan. Sekarang, perempatan tersebut menjadi pusat perbelanjaan semu orang, yaitu Pasar Rebek (Pasar Desa Tegalglagah). (Bayu Putra P)
*Tulisan ini sudah dimuat di Buletin Teman Pemuda Edisi 002 (Juli 2020)
0 comments
Post a Comment