Monday, July 20, 2020

Pasar Rebek dan Kenangan Jaman Dulu

Pasar Rebek dan Kenangan Jaman Dulu
Suasana pasar rebek di pagi hari/M Imam Robani
Pasar bersejarah di Desa Tegalglgah, biasa kita kenal dengan nama Pasar Rebek. Pasar tersebut terletak di Desa Tegalglagah tepatnya di perempatan Gang Listring.

Ini cerita saya yang bersumber dari kakek saya. Waktu kecil, saya sering diceritakan tentang jaman dulu, salah satunya mengenai pasar di desa kami.

Kata kakek, lokasi yang kita kenal dengan pasar rebek itu dulunya merupakan sebuah rel kereta pengangkut tebu dari sebuah pabrik gula. Pabrik tersebut merupakan pabrik peninggalan Belanda yang terletak di Desa Banjaratma (sekarang menjadi rest area tol Pejagan-Pemalang).

Ada yang menarik dari cerita kakek. Ketika muda, ia sering bermain di pinggiran rel kereta. Ia dan teman-temannya suka membuat pisau dari paku. Caranya, ketika kereta pengangkut tebu lewat, ia meletakkan paku di atas rel. Kemudian, paku itu tergilas oleh roda kereta hingga gepeng dan terbentuk seperti pisau.

Ia juga sering memungut tebu yang berjatuhan di sepanjang rel. Bahkan temannya ada yang suka mengambil tebu saat kereta masih berjalan. Istilah Brebesnya “nglorod”. Itu sangat berbahaya. Tapi menurutnya, tebu hasil nglorod itu rasanya enak dan bisa menghilangkan dahaga. Meskipun saya tidak tahu bagaimana rasa sebenarnya.

Bukan hanya itu, kakek juga sering mengambil tebu yang busuk di ladang tebu setelah di panen. Tebu busuk yang terkumpul kemudian dijemur hingga kering dan digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Menurutnya, api yang dihasilkan dari kayu tebu lebih bagus untuk memasak. Itulah momen-momen dimana kakek bisa menikmati masa mudanya ketika masih ada rel kereta di Desa kami.

Sayang, rel kereta di desa kami sudah tidak ada sebelum saya lahir.  Jadi, saya tidak bisa merasakan keseruan seperti yang kakek saya rasakan. Yang sangat disayangkan lagi, banyak pihak yang tidak bertanggung jawab mengambil rel bekas peninggalan Belanda itu. Katanya si banyak yang mencuri, sampai akhirnya pemerintah daerah yang mengangkutnya.

Saat ini, peninggalan satu-satunya yang masih tersisa yaitu gangnya yang digenal dengan sebutan Gang Listring. Gang tersebut melintang dari timur ke barat dan memotong jalan desa hingga membentuk perempatan jalan. Sekarang, perempatan tersebut menjadi pusat perbelanjaan semu orang, yaitu Pasar Rebek (Pasar Desa Tegalglagah). (Bayu Putra P)

*Tulisan ini sudah dimuat di Buletin Teman Pemuda Edisi 002 (Juli 2020)

0 comments

Post a Comment