Thursday, October 31, 2019

Tegongan Rengas Kembar, Unik dan Mistik

Tegongan Rengas Kembar, Unik dan Mistik
Tegongan Rengas Kembar, Unik dan Mistik/Agus Wididi
Siapa yang tidak kenal dengan tikungan jalan yang satu ini? “Tegongan Rengas Kembar” atau dalam bahasa Indonesia disebut “Tikungan Rengas Kembar”, namanya sudah melekat di masyarakat Desa Tegalglagah atau bahkan di seluruh warga Brebes. Jika melintas di Desa Tegalglagah, maka yang ada dibenaknya adalah tikungan yang satu ini.

Tikungan Rengas Kembar, merupakan salah satu tikungan yang berada di jalan raya Desa Tegalglagah, tepatnya di Tegalglagah bagian utara RT: 05 RW: 10. Tikungan yang membujur dari arah selatan ke utara (atau sebaliknya) ini merupakan tikungan dengan tingkat kemiringan sebesar 115 derajat. Dengan besar kemiringan sebesar itu, tikungan rengas kembar menjadi satu-satunya tikungan paling tajam yang berada di sepanjang jalan raya Desa Tegalglagah.

Kenapa disebut “Tikungan Rengas Kembar”? Dulu, tepat disebelah timur tikungan tersebut terdapat dua pohon rengas besar yang sejajar. Oleh warga setempat, kemudian disebut pohon rengas kembar. Karena tepat berada di tikungan, jadi tikungan tersebut juga disebut “Tikungan Rengas Kembar” atau dalam bahasa jawa “Tegongan Rengas Kembar”.

Menurut warga setempat, pohon rengas kembar sudah berusia lebih dari 70 tahun dan sekitar tahun 2006 pohon itu ditebang. Hingga saat ini, hanya menyisakan sebuah nama untuk mengenang keberadaan dua pohon rengas itu.

Warga setempat juga mempercayai bahwa ada aura mistik yang terdapat pada pohon rengas kembar. Hal itu dibuktikan dengan seringnya terjadi kecelakaan di tikungan rengas kembar. Bahkan ada juga yang mengalami kecelakaan di tikungan tersebut hingga meninggal dunia. Hingga tikungan ini dijuluki dengan sebutan Tikungan Tengkorak.
Tegongan Rengas Kembar, Unik dan Mistik
Tegongan rengas kembar terlihat di Google Maps/Agus Wididi
Berdasarkan keterangan dari salah seorang warga yang pernah mengalami kecelakan di tikungan tersebut, pada saat dirinya melewati tikungan itu pernah melihat ada seorang perempuan mistik yang sedang menyeberang jalan secara dadakan. Karena kagok, kemudian ia membanting setir hingga akhirnya mengalami kecelakaan.

Agar tidak terjadi kecelakaan ketika melewati tikungan tersebut, warga setempat mempercayai harus memelankan kendaraannya dan harus disertai pula dengan mengucap salam. Jika hal tersebut dilakukan, maka akan terhindar dari kecelakaan. Namun, saat ini kepercayaan tersebut sudah mulai hilang disertai dengan sudah tidak ada laginya pohon rengas kembar.

Terlepas dari kemistikannya, tikungan ini sudah menjadi salah satu ikon unik yang dimiliki oleh warga Desa Tegalglagah. Sebagai warga yang baik, kita wajib untuk menjaga nilai-nilai historis dari tikungan terebut. Kita juga harus merawat nilai-nilai historisnya dengan baik agar kelak anak cucu kita dapat mengenal asal usul dari tikungan itu. (Agus Wididi)

0 comments

Post a Comment