![]() |
Suasana pasar rebek saat pagi hari/M Imam Robani |
Namanya saja
sudah unik. “Rebek” atau dalam bahasa Indonesia disebut “kucel”. Kondisi dimana
seseorang baru bangun tidur, belum mandi, dan langsung melakukan aktifitas
dengan muka kucelnya, itulah yang terjadi pada awal mula terbentuknya Pasar
Rebek Desa Tegalglagah.
Pasar rebek ada
sekitar tahun 2000. Pasar ini berada di atas tanah bekas jalur kereta api
pengangkut tebu. Saat ini, tanah yang memanjang dari timur ke barat dijadikan
pula sebagai jalan, yang terkenal dengan nama Gang Listring. Gang ini terpotong
oleh jalan raya Desa Tegalglagah menjadi dua bagian, sebelah timur dan barat.
Pasar rebek berada di gang sebelah barat.
Umunya,
pasar buka dari pagi hingga siang hari. Namun pada awal terbentuknya, pasar ini
hanya rame sejak pukul 04.00 pagi. Kemudian, pada jam 07.00 pasar tersebut
mulai sepi dari pengunjung. Oleh warga setempat, pada jam-jam tersebut dianggap
baru bangun tidur dan tanpa mandi, dengan muka kucelnya, mulai berdatangan ke
pasar. Atas dasar itulah oleh warga kemudian pasar tersebut dikenal dengan
sebutan pasar rebek.
Namun,
seiring berjalannya waktu, pasar yang tadinya buka hanya di pagi hari, sekarang
buka pula pada saat malam hari. Yaitu mulai rame sejak pukul 18.00 dan mulai
sepi pada pukul 20.00 waktu setempat.
Hal tersebut
disebabkan karena sebagian besar masyarakat Desa Tegalglagah berprofesi sebagai
petani yang berangkat pagi hingga siang hari. Kemudian di jam siang hingga sore
digunakan untuk istirahat. Itulah sebabnya pasar ini buka pada jam-jam tertentu
sesuai dengan yang sudah dijelaskan diatas.
Seperti
pasar pada umumnya, di pasar ini pun menjual berai macam kebutuhan pokok warga.
Mulai dari sembako, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, hingga berbagai
macam makanan tradisional. Di
pasa ini juga kita dapat menikmati sunrise atau matahari terbit. Oleh karenanya, jika ingin berkunjung
ke pasar ini harus tahu waktu yang tepat. (Agus Wididi)
0 comments
Post a Comment